Arkeolog UI

Wednesday, March 23, 2016

Batik Truntum "Mengharap Cinta Kembali"


Jika pasangan kita mulai berpaling ke lain hati, tentu akan membuat hati menjadi gundah gulana. Begitu juga yang terjadi pada Kanjeng Ratu Kencana (permaisuri Sunan Paku Buwana III). Sang Ratu yang selama ini dicintai dan dimanja oleh raja, merasa dilupakan dan diabaikan oleh sang raja yang telah mempunyai kekasih baru.


Untuk mengisi waktu dan menghilangkan kesedihan, ratu pun mulai membatik. Secara tidak sadar ratu membuat motif berbentuk bintang-bintang di langit yang kelam, yang selama ini menemaninya dalam kesendirian. Ketekunan ratu dalam membatik menarik perhatian raja yang kemudian mulai mendekati ratu untuk melihat pembatikannya. Sejak itu raja selalu memantau perkembangan pembatikan Sang Ratu, sedikit demi sedikit kasih sayang raja terhadap ratu tumbuh kembali. Berkat motif ini cinta raja bersemi kembali atau tum-tum kembali, sehingga motif ini diberi nama Taruntum, sebagai lambang cinta raja yang bersemi kembali.


Motif ini sering dinyatakan sebagai simbol cinta yang tulus tanpa syarat,abadi dan semakin lama terasa semakin subur berkembang (tumaruntum). Karena maknanya tersebut, kain motif truntum biasanya dipakai oleh orang tua pengantin pada hari pernikahan. Harapannya adalah agar cinta kasih yang tumaruntum ini akan menghinggapi kedua mempelai. Kadang dimaknai pula bahwa orang tua berkewajiban untuk “menuntun” kedua mempelai untuk memasuki kehidupan baru.

0 comments: