Arkeolog UI

Sunday, April 10, 2016

Angklung Gubrag


foto: Indonesia Kaya

Tahukah kamu bahwa 400 tahun yang lalu, ada Seorang Dewi yang jatuh hati pada alunan musik Angklung?
Syahdan, pada zaman dahulu, Kampung Cipining, Bogor, hampir dilanda bencana kelaparan akibat tanaman padinya tidak tumbuh dengan baik. Penduduk meyakini bahwa musibah tersebut terjadi akibat kemarahan Dewi Sri, yang bersemayam di angkasa, sedang murung karena kurang mendapat hiburan dan murka kepada penduduk. Kemudian penduduk desa melakukan berbagai usaha untuk mengundang Sang Dewi untuk turun ke bumi dan memberikan berkahnya bagi kesuburan tanaman padi. Salah seorang penduduk yang bernama Muchtar mengajak penduduk untuk memainkan kesenian angklung. Ternyata Dewi Padi, Nyai Sri Pohaci, luluh hatinya saat mendengarkan simfoni indah itu. Sang Dewi pun  Ngagubrag Hatena (jatuh hatinya) dan mau memberkati tanaman padi yang hampir mati kekeringan menjadi tumbuh subur. Karena itulah, hingga sekarang permainan angklung tersebut dinamakan Angklung Gubrag. Selalu dimainkan pada upacara seren taun, yaitu upacara besar besaran pada akhir tahun panen, sehingga tradisi ini mampu bertahan selama 4 abad. Sedangkan peninggalannya saat ini tersimpan di Museum Sri Baduga Maharaja, Bandung.

0 comments: