Arkeolog UI

Friday, August 25, 2017

BOROBUDUR: Butuh Satu Abad Untuk Tampil ke Pentas Dunia

Andaikan Sir Thomas Stamford Raffles, di tahun 1814, tidak punya kepedulian terhadap tumpukan batuan yang sudah tertimbun tanah, tentu kita sekarang tak akan punya Warisan Dunia yang bernama Candi Borobudur. Bayangkan, pada abad 8 Masehi, dimana dibelahan dunia lain masih mengalami “kegelapan”, leluhur  kita sudah membangun candi yang sangat megah.

Sumber: Google

Sebagai informasi, Candi Borobudur dibangun ketika pada masa Raja Samaratungga (dari Wangsa Syailendra) pada 824 M. Luas dari candi Borobudur adalah 123 x 123 meter persegi yang terdiri dari 504 patung Budha, 72 stupa terawang serta 1 stupa induk. Candi Borobudur ini dibangun di bawah pimpinan arsitek Gunadarma dengan 60.000 meter kubik batuan vulkanik dari Sungai Elo dan Progo yang terletak sekitar 2 km sebelah timur candi selama 75 tahun.

Sumber:Wikipedia

Borobudur yang tenggelam di “Lautan Susu” (Amawa), istilah yang digunakan dalam prasasti Kalkutta, yang menggambarkan bahwa Candi Borobudur tertimbun oleh Lahar yang dimuntahkan oleh gunung Merapi, mulai di make over pada tahun 1907. Pemugaran pertama itu dipimpin oleh Theodore Van Erp hingga tahun 1911.











Sumber: Wikipedia

Perjalanan waktu membuat kondisi Candi Borobudur semakin memprihatinkan, kerusakan yang terjadi tidak hanya oleh alam tapi juga oleh prilaku manusia. Maka pada tahun 1960, Lembaga Purbakala di masa pemerintahan Presiden Soekarno, menyatakan bahwa Candi Borobudur dalam kondisi “darurat”. Namun karena keterbatasan dana, baru pada tahun 1963 mulai dilakukan kegiatan persiapan pemugaran. Dukungan dari berbagai pihak untuk menyelamatkan Candi Borobudur terus berlangsung. Hingga tepat pada Hari Waisak 1965, dengan bantuan dana yang dikumpulkan oleh umat Buddha, dapat dilakukan pemugaran lagi. Tapi pemugaran ini harus terhenti di tahu 1967 karena kondisi yang tidak kondusif akibat meletusnya G30S PKI.

Meskipun demikian, kecantikan sang Borobudur ternyata telah memikat dan mempesona mata dunia, dan tidak ingin kehilangan Candi Borobudur, sehingga di tahun 1973-1983 dilakukan lagi pemugaran kedua, kerjasama antara pemerintah Republik Indonesia, masa pemerintahan Presiden Soeharto, dengan negara-negara yang termasuk dalam UNESCO.












Sumber: Google


Alhasil, pada tanggal 13 Desember 1991,Candi Borobudur ditetapkan oleh UNESCO sebagai Warisan Dunia dengan No. 348 dan diperbaharui menjadi No. C 592 Tahun 1991. Kode “C” berasal dari kata Culture yang berarti Candi Borobudur merupakan Warisan Dunia dalam kategori budaya.

Setelah mengalami “perjuangan selama hampir satu abad” untuk dapat tampil di pentas dunia, Candi Borobudur sekarang menjadi kebanggaan bangsa Indonesia. Tentunya “perjuangan” itu belum selesai, karena resiko kerusakan, baik karena faktor alam maupun prilaku manusia, tetap terjadi hingga saat ini. Jadi, adalah tugas buat kita semua untuk menjaga kelestariannya.

Sumber: Dok.pribadi



0 comments: